Intensitas Air Banjiri Program P3-TGAI Gobang Makmur Jaya Waluya Desa Waluya Kutawaluya Nampak Janggal
Karawang,Majalahkriptantus.com,-Peningkatan jaringan Irigasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air, (P3- TGAI) Desa Waluya Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang Jawa Barat, jadi sorotan publik.Rabu, 3 September 2025
Pekerjaan yang dibiayai Dari APBN Tahun 2025 ,Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Balai Besar Sungai Citarum. Satuan Kerja Operasi Dan Pemeliharaan SDA Citarum, Nilai Bantuan Sebesar Rp.195.000 000 itu menjadi tranding topik dan dipertanyakan Sekber Wartawan Indonesia (SWI).
Pasalnya Pelaksana Pekerjaan Kegiatan P3A Gobang Makmur Jaya Waluya, dalam mengerjakan saat debit air tinggi, dilokasi pekerjaan berlangsung, pengurus ataupun pengawas tidak ada ditempat.
Pelaksana kegiatan P3A Gobang Makmur Jaya Waluya, tidak menyediakan Layanan Publik, base camp, kantor sekretariat tidak ditemukan.
Bahkan salah seorang yang informasinya adalah sebagai pelaksana Inisial Tia, ketika dihubungi lewat Aplikasi WhatsApp tidak aktif. Didatangi kerumah Tia tidak ditempat. Entah Tia ini dalam strukturP3-TGAI pimpinankah atau anggota. Tetapi ada juga yang bilang, Tia adalah aparat Desa Waluya.
Fungsi pelayanan awak media itu penting, penyediaan dukungan infrastruktur serta informasi dari penyelenggara, instansi dan pelaksana kegiatan, memastikan agar para awak media dapat bekerja optimal,meliput berita, menyebarluaskan informasi secara akurat efektif serta profesional kepada publik. Lanjut SWI.
Secara kasat mata dilokasi kegiatan yang sedang dikerjakan, tidak terlihat alat bantu Alcon, alat penyedot, dan dinding penahan air (Kisdam), padahal saat itu masih dalam pengerjaan.
Sebagian tubuh para pekerja terendam air yang memang debit air saat itu tinggi, terkesan. Keselamatan kesehatan pekerja itu nyaris tidak dipedulikan. Imbuhnya
Di lokasi kegiatan, para pekerja tidak pakai alat keselamatan, kesehatan kerja sesuai yang dianjurkan, pakai helm, rompi,sepatu boots, sarung tangan, nyaris mengabaikan keselamatan kerja.
Pasangan batu kali yang sudah dilakukan didalam air apakah tidak akan bedampak dengan kwalitas, pekerjaan janggal, diduga tidak memprioritaskan kwalitas.
Dampak membangun turap saat debit air tinggi sangat negatif, dapat menyebabkan kegagalan struktur,dan ambrolnya dinding turap akibat tekanan air,dan gerusan yang melebihi kapasitas desain.
Apalagi jika pembangunan di kerjakannya dengan terburu-buru, tidak menggunakan Kisdam sebagai dinding penahan air, dan Alcon mesin penyedot air, pekerjaan turap nyaris seperti asal jadi.
Selain itu juga diduga pelaksana P3-TGAI menggunakan matrial pasir berkadar tanah atau lumpur yang tinggi, untuk memastikan agar hasil kelayakan dan Lab diketahui transparan.
Dampak pasir dengan kadar lumpur tinggi adalah penurunan pada kualitas, kekuatan beton akibat gangguanproses pengikatan semen dan pasir.
Organisasi Wartawan SWI Juga Meminta Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan BBWSC harus melakukan Sidak (Inspeksi Mendadak), mengevaluasi dan menindak secara profesional agar keuangan negara tidak di salahgunakan.
Lebih Ironisnya lagi, kantor kesekretariatan dan base campnya (P3-TGAI) dimana ,itu tidak terexpous diketahui jelas),sehingga siapa pimpinan dan anggotanya hingga berita ini terbit belum diketahui dan belum dapat dikonfirmasi. Pungkas SWI
(Tim)



Tidak ada komentar