Proyek Pamsimas Kalangsurya Diwarnai Isu Dugaan “Jatah Politik” 13 Persen
Karawang, Majalahkriptantus.com, Pelaksanaan proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2025, dengan alokasi Dana BPM Rp. 500.000.000 dan Swadaya Masyarakat Rp.43.500.000, di Desa Kalangsurya, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang JawaBarat, mulai terusik oleh isu dugaan permintaan “jatah” dana dan intervensi politik.12 Oktober 2025
Dua figur Struktural, Pokmas Suryatirta, inisial (N) koordinator 1 bicara soal adanya pihak yang meminta 13 persen dari anggaran proyek. Persentase itu disebut-sebut sebagai “aspirasi” dari oknum yang dikaitkan dengan partai politik tertentu.
Menurut (N), beberapa anggota Pokmas merasa keberatan dan tertekan dengan permintaan tersebut. Mereka memilih terbuka daripada menerima kesepakatan yang dianggap tidak memiliki dasar hukum.
“Kalau transparan tidak ada masalah. Tapi kalau ada permintaan 13 persen tanpa dasar, itu ibarat pemalakan berkedok aspirasi,” ungkapnya.29/09/2025
Pekerjaan Dimulai, Tapi Masalah Mengintai Saat ini, pengeboran air bersih sudah berjalan. Namun, sejumlah persoalan muncul, Distribusi air dan jaringan pipa belum terkonsep jelas. Legalitas alat dan dokumen proyek dipertanyakan. Status CV atau PT, penyedia dan pompa air belum dipastikan keabsahannya.
Dilokasi tempat berlangsungnya bangunan Pamsimas, ketua Pokmas Wakil. Kempu alias Sunarya menegaskan, semua material harus lewat keputusan musyawarah resmi dan aturan Balai. Pada hari Rabu kemarin kami didatangi dari Balai, PPK dan Fasilitator. Ketua Balai pak Rijal, Ketua PPK pak Hary dan Fasilitatornya pak Iwan," ungkapnya.7/10/2025
Lebih jelasnya ketua Pokmas Suryatirta Kalangsurya mengatakan keterlibatan Diki dalam Program Pamsimas dan kesetrukturan di Pokmas, bahwa Diki tidak masuk dalam keanggotaan Pokmas.
" Diki meminta pekerjaan dan pengadaan barang, untuk pengeboran air, sebesar Rp.102,000.000( seratus dua juta rupiah) dan pengadaan pipa senilai Rp.125.000.000 ( seratus dua puluh lima juta rupiah). Untuk awal pengeboran Diki memang belum punya Cv. Namun setelah ada orang Balai berikut PPK da Fasilitator, baru, Diki memperlihatkan sejenis PT, apakah PT dari temannya atau dari mana saya tidak tahu.
Lebih lanjut ketua Pokmas Suryatirta Kalangsurya dengan jujur mengatakan, bahwa, program Pamsimas itu pengajuannya juga saya tidak tahu, kalau ada yang nanya kadang saya tidak tahu, memang aslinya saya tidak tahu awal pengajuannya," imbuh Sunarya ketua Pokmas.
Di beda waktu dalam wawancara di aplikasi WhatsApp, Diki menjelaskan, dirinya hanya diminta membantu oleh teman-temannya yang berada di struktur Pokmas maupun Karang Taruna. Ia terlibat sebatas tenaga kerja untuk penggalian pipa pengeboran.
“Saya ikut di Pamsimas, tapi hanya bagian menggali pipa pengeboran. Saya cuma minta pekerjaan ke Pokmas, wajar kalau lingkungan minta kerjaan,” dalihnya.12/10/2025
Padahal rumor nya Diki lah yang meminta pekerjaan dan ngesub barang. Sedangkan Pihak Pokmas sudah mempersiapkan pengesub yang lain sebelum Diki meminta ikut serta dalam pengadaan air dan barang.
Terkait isu adanya permintaan dana 13 persen dari pihak tertentu, Diki mengelak, dirinya tidak mengetahui sama sekali.
“Soal 13 persen, saya tidak tahu apa-apa. Itu urusannya Pak Asna dan Kepala Desa. Aspirator yang bawa proyek sepertinya Pak Asna, mungkin Dewan Lili dari kabupaten,” ucapnya.
Menurutnya, jika memang ada pihak yang disebut aspirator, ia tidak pernah berhubungan langsung ataupun mengetahui asal partainya.
Diki kembali menekankan bahwa dirinya bukan pengurus Pokmas atau pembawa program. Ia hanya meminta kesempatan kerja sesuai kapasitasnya sebagai Ketua Karang Taruna.
Pertanyaan publik, kalaupun ada dugaan jatah politik 13 persen, bisa jadi kasus ini berpotensi menjadi sorotan publik lebih luas jika dugaan intervensi politik dan “jatah aspirasi” benar terjadi dalam proyek yang sejatinya diperuntukkan bagi kebutuhan dasar masyarakat.
Perkembangan lebih lanjut akan menentukan, apakah Pamsimas Kalangsurya menjadi program berkah untuk warga atau justru proyek yang tercoreng praktik titipan dan permainan kuasa berkedok partisipasi masyarakat.
Penulis : JS&Tim
Editor : Ag
Sumber Berita : Tim Wartawan


Tidak ada komentar