Menjaga Warisan Kerajaan Indragiri Lewat Rumah Tradisional Berumur 300 Tahun di Kecamatan Rengat
MAJALAHKRIPTANTUS.COM--INHU - Rengat , ibukota Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) juga dijuluki kota bersejarah.
Pada masa kejayaan Kerajaan Indragiri , Rengat pernah menjadi pusat kerajaan .
Oleh karena itu jangan heran apabila mengunjungi Rengat anda akan menemukan situs cagar budaya berupa makam, gedung bersejarah yang merupakan warisan Kerajaan Indragiri
Selain itu, satu warisan Kerajaan Indragiri yang juga penting untuk diketahui adalah adanya perkampungan warga Melayu Indragiri di Kecamatan Rengat .
Bukti sejarah adanya perkampungan tersebut yakni adanya rumah warga yang sudah diwariskan selama ratusan tahun.
Saharan, seorang staf Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat (Sumbar), Riau, Kepulauan Riau (Kepri) beberapa waktu lalu menerangkan, pihaknya pernah melakukan pendataan terhadap rumah-rumah tradisional masa Kerajaan Indragiri maupun masa kolonial di Kecamatan Rengat yang masih bertahan hingga saat ini.
Terdapat dua lokasi ataupun wilayah sebaran yang menjadi pusat pendataan di Kecamatan Rengat, yakni Desa Sungai Raya dan Kelurahan Kampung Besar Kota.
Pendataan ini melibatkan para pakar arkeologi dan sosial.
Di Desa Sungai Raya sendiri terdapat 17 rumah tradisional yang didata dan enam rumah tradisional di Kelurahan Kampung Besar Kota.
Salah satu rumah yang paling tua yang didata adalah rumah milik Ani yang terletak di Jalan Hang Tuah, Desa Sungai Raya, Kecamatan Rengat.
Umur rumah tersebut diperkirakan mencapai 300 tahun lebih. Bahkan usia rumah itu lebih tua dibandingkan dengan Masjid Ar Rahman yang juga menjadi salah satu warisan Kerajaan Indragiri .
Saharan menerangkan sejarah perkampungan Desa Sungai Raya.
Desa Sungai Raya dulunya adalah Dusun Sialang Bondo yang berkembang pada abad ke 16," kata Saharan.
Dilanjutkannya, pada tahun 1735, Sultan Kerajaan Indragiri , Sultan Salehudin Keramat Syah menjabat sebagai raja di Kecamatan Rengat .
Sehingga perkampungan Dusun Sialang Bondo semakin berkembang.
Melihat ke dalam rumah bu Ani, arsitekturnya bergaya melayu dengan pengaruh Eropa, khususnya Portugis ataupun Spayol.
Sebagai rumah yang terletak di daerah pesisir, rumah tersebut adalah rumah panggung.
Rumah yang memiliki luas 175,88 meter persegi itu terdiri dari beberapa bagian, yakni teras, ruang tamu, dapur dan kamar kecil.
Rumah tersebut memang memiliki ruang tamu yang luas, sehingga sering dijadikan tempat berkumpul oleh keluarga.
Meski sudah berusia 300 tahun lebih, rumah tersebut masih mempertahankan keasliannya, setidaknya 70 persen bagiannya, baik dinding, tiang penyangga, maupun kuda-kuda.
Namun lantainya sudah beberapa kali mengalami pergantian.
Hery Susanto
Tidak ada komentar