Dugaan Permainan Curang Sang Pemborong Pembangunan Pemagaran Masjid Jamie Nurul Hikmah Tanjung Jaya Tempuran, Disorot Publik

Lebih lanjut, salah seorang pekerja yang dimintai keterangan menyebutkan nama Ujang Bewok yang sebutnya sebagai pemborong. Saat ditanya mengenai penggunaan material pembesian, ia mengungkapkan bahwa besi sloof berukuran 10 mm dan besi cincin pengikat berukuran 6 mm digunakan dalam pekerjaan. Namun setelah dilakukan pengecekan menggunakan alat ukur sigmat, besi sloof yang digunakan berdiameter 9,1 mm dan besi cincin pengikat 4,2 mm, lebih kecil dari yang di terangkan oleh pekerja.7/10/2025
Temuan tersebut menimbulkan dugaan adanya ketidaksesuaian antara spesifikasi yang diakui pihak pekerja dengan kondisi material yang digunakan. Perbedaan ukuran ini berpotensi mengurangi kualitas serta kekuatan struktur bangunan. Hal semacam ini dapat berimplikasi serius terhadap keamanan dan daya tahan pemagaran Masjid tersebut.
Ketika awak media mencoba meminta pekerja memperlihatkan dokumen gambar teknis rencana pekerjaan, dokumen yang diperlihatkan tidak memuat rincian ukuran pembesian.
Selain itu, kinerja pengawas proyek juga patut dipertanyakan. pengawasan semestinya menjadi individu yang menjelaskan dan memastikan seluruh tahapan pekerjaan sesuai dengan standar teknis, regulasi keselamatan kerja, serta prinsip transparansi. Namun, dengan adanya temuan, ketiadaan papan informasi, hingga dugaan penggunaan material di bawah spesifikasi, Publik menilai fungsi pengawasan tidak berjalan sebagaimana mestinya, hingga rentan adanya penyelewengan pemasangan pembesian material.
Dari berbagai temuan di lapangan, indikasi ketidaktransparanan dan lemahnya pengawasan terhadap proyek pembangunan pemagaran Masjid Jamie Nurul Hikmah di wilayah Desa Tanjung Jaya, Patut menjadi perhatian berbagai pihak.
Diharapkan instansi berwenang, baik pemerintah daerah maupun lembaga pengawas, segera melakukan evaluasi serta langkah korektif, agar pelaksanaan proyek sesuai dengan aturan dan standar teknis yang berlaku, sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
Temuan tersebut menimbulkan dugaan adanya ketidaksesuaian antara spesifikasi yang diakui pihak pekerja dengan kondisi material yang digunakan. Perbedaan ukuran ini berpotensi mengurangi kualitas serta kekuatan struktur bangunan. Hal semacam ini dapat berimplikasi serius terhadap keamanan dan daya tahan ruang kelas yang tengah direhabilitasi.
Berdasarkan berbagai temuan di lapangan, indikasi ketidaktransparanan dan lemahnya pengawasan, diharapkan instansi berwenang, baik pemerintah daerah maupun lembaga pengawas, segera melakukan evaluasi serta langkah korektif agar pelaksanaan proyek sesuai dengan aturan dan standar teknis yang berlaku.
Penulis : Js & Tim
Editor : Ag
Sumber Berita : Tim Wartawan



Tidak ada komentar