Prospek Usaha Peternakan Lembu di Dusun Kampung Baru Setiawan Menjanjikan.
Labuhanbatu, MajalahKriptantus.Com - Lembu/Sapi jadi salah satu hewan rojo koyo bagi kultur masyarakat Jawa. Rojo koyo memiliki makna sebagai hewan yang dijadikan identitas kekayaan seseorang, karena harganya mahal. Selain itu,Lembu/ sapidipandang sebagai aset investasi bagi pemiliknya. Maklum, selain tenaganya bisa dipakai menggarap sawah,Lembu/ sapi dapat dijual dan menghasilkan cuan.
Nah, belakangan sapi juga jadi sarana bisnis jika diternakkan. Potensi jadi peternak sapi sangat menjanjikan. Asal tahu saja, kebutuhan daging sapi nasional itu sangat tinggi. Kebutuhan daging nasional mencapai 700.000 ton setahun, sementara produksi sapi lokal hanya 400.000 ton. Lantas sisanya? Ya, kita harus impor.
Defisitnya ini makin hari bertambah, karena selisih permintaan dan pasokan kian besar.
"Artinya prospek ke depan masih sangat menjanjikan bagi siapapun yang mau menekuni bisnis sapi," katanya Eko (17/07/23).
Eko bilang, peternak rakyat dengan kepemilikan 1-3 ekor Lembu/sapi paling mendominasi. Dia bilang dari 18 juta populasi sapi, sekitar 62% atau 12 juta ekor dimiliki oleh peternak dengan skala yang sangat kecil.
Sementara, sekitar 10% merupakan peternak dengan kepemilikan sapi 5-10 ekor. Sisanya, dimiliki peternak besar, yang profesional dan dapat hidup dari usahanya.Eko menilai, peternak yang punya 20 ekor Lembu/ sapi sudah dikategorikan sebagai peternak besar.
"Peternak besar itu termasuk perusahaan, peternak yang punya 50, 100, atau 500 ekor. Itu cukup banyak juga," katanya.
Menurutnya, saat ini rata-rata pemilik peternakan skala kecil, sudah berumur. Kebanyakan usaha itu tak dilanjutkan oleh anak-anaknya, karena jarang anak muda tertarik bisnis peternakan. Dalam kacamata mereka, bisnis ini dianggap kurang menjanjikan, tidak keren, kotor, kumuh.
"Kalau hal ini tidak diantisipasi, makin hari defisit daging nasional akan semakin lebar," terang Eko. Padahal pengusaha dengan skala kepemilikan yang memadai, atau 20 ekorLembu/ sapi, biasanya sudah bisa menghidupi rumah tangganya dari bisnis peternakan yang dijalani, tanpa usaha lain.
Ini yang diketahui berdasarkan data yang berdasarkan data yang dihimpun oleh awak media.
Peternak Lembu dari Dusun Kampung Baru,Desa Tebing Tinggi Pangkatan, Kecamatan Pangkatan, kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Eko yang sebelumnya punya 10 ekor, merasa cukup dari beternak sapi. Dia bisa menyekolahkan anaknya dan membiayai Perekonomian sehari-harinya.
"Dalam sebulan bisa jual sampai 2 ekor Lembu," kata peternak yang kerap disapa bang eko ini.
Saat ini, Eko berkonsentrasi untuk penggemukan sapi.
"Pelihara sapi itu tidak ada matematikanya. Kalau sudah ada keuntungan bisa langsung dijual. Atau ada yang sekalipun dihitung untung, tapi nggak dijual," kata eko.Peternak akan menjual di saat yang dipandang tepat. Misalnya dijual pada momen-momen spesial di saat permintaan daging sedang tinggi, seperti Idul Fitri atau Idul Adha.
Ia mencontohkan, seperti sapi limosin dengan ukuran 2,5 kuintal di bulan biasa laku Rp 25 juta. Kalau Idul Fitri bisa laku sampai Rp 30 juta. Apalagi saat Idul Adha, bisa berlipat lagi.
"Usaha ini menguntungkandan peluangnya besar. Kebutuhan daging selalu ada. Dan kalau kita mau jual Lembu/sapi, sudah pasti ada yang mau beli, ujar Eko semangat.
-ET
Tidak ada komentar